Rabu, 17 Desember 2008

puisi negeriku

Puisi Tentang Negeriku...

KAMI DI SINI JADI SAKSI

Kami yang di sini setia jadi saksi

Setahun sekali proklamasi diperingati

Bukan pujaan yang kami ingini

Bukan aubade yang kami nikmati

Pun bukan prasasti yang jadi mimpi kami

Bukan leburnya jasad yang kami sesali

Bukan lenyapnya nyawa yang kami ratapi

Pun bukan tamatnya perjuangan yang kami tangisi

Kami yang di sini terpaksa jadi saksi

Kini negeri ini lagi mengamini nafsu hewani

Berdalih demokrasi, bercerai berai berebut kursi

Menggapai tirani, tusuk sana tusuk sini

Demi kemanjaan anak istri, hantam kanan hantam kiri

Bahkan atas nama kemegahan diri

membungkam nurani, melacurkan keyakinan samawi

Katanya reformasi, kok terus korupsi dan berkolusi?

Bilangnya undang-undang, kok masih dicurangi dan dijahili?

Kami yang disini sedang jadi saksi

Tanah ini sedang tersakiti

Mereka yang telanjur dipercaya dan diamanati

Malah menggadaikan akal budi

Mata tak lagi mengamati

Telinga seolah jadi tuli

Rasa seakan telah mati

Tiada lagi keinginan bersanding dan berbagi

hanya tiupkan angin kongkurensi dan ajakan membenci

Kami yang disini ingin jadi saksi

Bangsa ini harus punya jati diri

Kita terlahir berakalbudi

Kita punya rasa dan punya hati

Kita mestinya mampu membaca, mendengar dan mengerti

Tanah ini rindu melihat gagah giatnya petani

Bumi ini rindu merdunya suara ulama yang bisa diteladani

Bangsa ini rindu menghormati pemimpin yang mengayomi

Negeri ini rindu merasakan kemerdekaan yang hakiki

Kami yang disini rindu jadi saksi

Cerita indah negeri ini harus jadi bukti

Esok nanti tanah ini jadi berseri-seri

Pikir yang takzim terus berkreasi

Jari-jari yang cekatan tulus berbakti

Kaki-kaki yang kukuh tegak berdiri

Hati yang takzim ikhlas mengabdi

Meski kini kami hanya bisa jadi saksi

Semangat kami tiada pernah mati

Kemerdekaan ini harusnya terus diisi

Dengan ketulusan dan pengorbanan yang tiada henti

Bukan kata-kata, perbuatan harus jadi bukti

Bukan janji-janji, kenyataan harus terjadi

Semoga ini bukan berhenti jadi mimpi

Sekarang saatnya kita mulai

Doa dan semangat kami terus mengiringi

Atau haruskah bayang-bayang kami ikut terus menghantui?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar